Foto : Para peternak saat menghadang truk ekspedisi untuk diperiksa, di jalan raya Mataram-Lombok Timur. |
Lombok Timur - Kesal dengan anjloknya harga telur, puluhan peternak ayam petelur yang tergabung dalam Asosiasi Ayam Petelur Berayan Al-Kautsar Lombok Timur melakukan sweeping truk ekspedisi yang mengangkut telur dari luar daerah khususnya dari Jawa dan Bali. Sweeping dilakukan dijalan raya Mataram-Lombok Timur, tepatnya di desa Paokmotong Kecamatan Masbagek, Kamis (16/09/21).
Satu persatu truk ekspedisi yang tertutup terpal mereka hentikan paksa, untuk di periksa. Jika ditemukan mengangkut telur maka langsung di suruh putar balik.
Aksi nekat tersebut terpaksa mereka lakukan karena kesal telur yang mereka produksi tidak laku, disebabkan harga telur dari luar daerah khususnya dari jawa dan bali dijual dengan harga lebih rendah sehingga mereka kalah saing.
"Hari ini, hari pertama kita melakukan sweeping telur telur yang dari luar daerah, itu terpaksa kita lakukan karena kondisi telur di kandang menumpuk hingga ribuan trai, tidak ada yang beli" Ungkap Lalu Sapoan ketua Asosiasi Ayam Petelur Berayan Lombok Timur.
Dijelaskannya, telur dari luar khususnya dari jawa bali tersebut menyebabkan harga telur anjlok, karena mereka menjual dengan harga lebih murah yaitu dikisaran harga 31 ribu rupiah pertrai.
Jika mengikuti harga jual telur dari Jawa Bali tersebut para peternak akan gulung tikar, karena tidak akan mampu bersaing. Sebab dengan harga tersebut tidak mungkin bisa mengembalikan biaya produksi yang dikeluarkan, terlebih saat ini harga pakan sangat tinggi.
"Gimana kita tidak merugi, Harga pakan tinggi harga telur turun, sementara Lombok Timur terus diserbu oleh telur dari luar yang harganya lebih rendah" Terangnya.
Dampak dari rendahnya harga telur Dari Jawa dan Bali tersebut, menyebabkan telur hasil produksi para peternak tidak laku akibat kalah saing. Akibatnya para peternak terpaksa melelang telur dengan harga rendah yaitu berkisar diharga 33 ribu rupiah pertrainya.
"Kalo kisaran harga 35-36 ribu pertrainya kita tidak merugi, namun kalo harganya dikisaran 33 ribu maka jelas merugi, karena tidak bisa menutupi harga pakan yang mahal". Ucapnya.
Sementara itu, dengan kondisi harga anjlok saat ini, mereka berharap kepada pemerintah khususnya pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk membuat perda perlindungan peternak lokal agar tidak mengalami kerugian. Terlebih saat ini peternak lokal sudah mampu memenuhi kebutuhan telur wilayah Lombok Timur.
"Kita berharap pada pemerintah untuk membuat perda, agar telur dari luar tidak masuk ke wilayah Lombok Timur " Tutupnya. (Red).