Peternak Ayam Petelur Resah, Telur Produksi Sendiri Tidak Laku Terjual

Foto : Peternak ayam petelur saat memberikan pakan


Lombok Timur - Para peternak ayam petelur di Lombok Timur saat ini tengah resah akibat telur hasil produksi sendiri tidak laku terjual. Melimpahnya produksi telur yang harusnya menjadi berkah, kini berubah menjadi persoalan  bagi para peternak, karena masih menumpuk di kandang karena disebabkan tidak ada yang membeli. Mirisnya Kondisi tersebut telah berlangsung cukup lama, sehingga para peternak hawatir telur yang menumpuk tersebut rusak dan membusuk. 

Ridwan salah satu peternak ayam petelur dari desa Masbagik menuturkan, kondisi tidak lakunya telur tersebut membuatnya resah, karena bingung tidak tahu kemana harus menjualnya, padahal harga sudah di turunkan ke harga terendah yaitu di kisaran 34-35 ribu pertrainya, namun telur masih tetap tidak laku terjual. 

"Orang-orang di Lotim mendatangkan telur dari jawa bali. Peternak di sini mati. Kita sudah turunkan harga tapi masih tetap tidak laku, pengepul dan pedagang telur tetap memilih telur dari Jawa dan Bali" Keluhnya. 

Akibat telur tidak laku terjual menyebabkannya bingung untuk mencari biaya pakan, terlebih kondisi harga pakan saat ini mahal dan terus merangkak naik. Karena terdesak biaya, berbagai macam cara digunakan untuk mencari uang untuk biaya pakan, bahkan sebagian peternak menyerah dengan menutup kandang mereka lebih awal, dengan cara menjual ayam tersebut untuk kebutuhan konsumsi padahal kondisi ayam masih produktif untuk bertelur. 

"Pakan naik, peternak mati. Kerugian kita sudah tidak bisa terhitung. Banyak sekali peternak yang terancam gulung tikar, bahkan sebagian peternak terutama yang beternak dibawah 1000 ekor terpaksa mengupkir ayamnya padahal belum setahun" Imbuhnya.

Sementara itu data terbaru dari dinas perdagangan Lombok Timur, menyebut harga telur di tingkat pasar tradisional saat masih normal yaitu Rp.1500 rupiah perterainya. Harga tersebut berbanding terbalik dengan harga di tingkat peternak yang jatuh hingga titik terendah nya. (Red)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama