Produksi Telur Melimpah, Lombok Timur Tidak Perlu Mendatangkan Telur Dari Luar

Foto : Salah satu peternak saat memberikan pakan

Lombok Timur - Data Dinas Peternakan Kesehatan Hewan Lombok Timur mencatat jumlah Populasi ayam petelur di Lombok Timur  saat ini mencapai 540 ribu ekor. Dari jumlah tersebut, produksi telur mencapai ratusan ribu butir setiap harinya dari seluruh kandang peternak se Lotim. 

Melihat jumlah telur-telur produk dari daerah ini, tidak perlu lagi mendatangkan telur dari luar daerah, karena semua kebutuhan telur sudah bisa dipenuhi. 

"Intinya tidak perlu datangkan dari luar, telur di kita sangat mencukupi, ucap Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lotim, Drh. H. Achsan Nasirul Huda, Jumat, (17/09/21). 

Foto: Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan  Hewan Lombok Timur Drh. H. Achsan Nasirul Huda


Nasirul, mengakui sangat memahami keluhan peternak ayam petelur hingga melakukan penghadangan terhadap truk-truk pengangkut telur di jalan Raya Paokmotong Masbagik yang dilakukan Kamis kemarin. 

Secara nasional,  banyaknya telur tidak laku itu juga karena tingkat konsumsi telur masih sangat rendah. Tingkat konsumsi  hanya 12 butir perkapita pertahun. Hal ini berarti  1 orang konsumsi satu butir saja perbulan, sementara itu, produksi telur cukup banyak. Untuk itu masyarakat Lotim disarankan tingkatkan konsumsi telur karena menjadi salah satu sumber protein yang murah.

 "Kalau bisa semua warga Loim ini konsumsi telur sebutir perhari, insya Allah semua produksi bisa diserap," paparnya. 

Ditegaskan Ahchsan kualitas telur produk lokal tidak kalah dari telur Jawa Bali, telur yang diproduksi peternak-peternak di Lotim ini jauh lebih segar, karena telur dari luar daerah seperti Jawa dan Bali ini pasti sudah lama produksinya. Telur yang sudah lama tersimpan jelas akan berpengaruh pada kualitas.

Menurutnya, bagi warga yang sudah mengerti pasti akan utamakan yang lokal karena masih murni. "warga Lotim kita harapkan tidak cari murahnya saja, Kita yakinkan warga telur lokal tetap lebih baik meski harganya relatif lebih mahal," Imbuhnya.

Sementara terkait persoalan harga pakan yang mahal,  Ahchsan tidak membantahnya, karena persoalan tersebut berkaitan dengan hukum pasar. Dalam persoalan tersebut pihaknya sulit untuk intervensi. Sehingga untuk meringankan persoalan tersebut pihaknya mencoba gerakkan peternak agar buat pakan ayam secara mandiri.  Seperti membuat pakan dari jagung, dedak dan bahan lainnya. Sejauh ini juga sudah pernah dilakukan pelatihan-pelatihan pembuatan pakan hanya saja masih terbatas. (Red).

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama