Indahnya Al-Quran Tulisan Tangan Berusia Ratusan Tahun Di Desa Tete Batu Lombok Timur

 

Foto : Amaq Sukirman saat memperlihatkan Al-Quran Kuno tulisan tangan

Lombok Timur – Desa Tete Batu Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur, bukan hanya memiliki kindahan alam serta budaya, namun ternyata memiliki cerita sejarah yang menarik untuk diungkap. Salah satunya peninggalan kitab suci Al-Quran tulisan tangan yang sudah berusia ratusan tahun, di dusun Tete Popong Desa Tete Batu. Al-Quran tersebut ditulis di lembaran kertas kayu, dan sampul yang terbuat dari kulit hewan. Selain itu, ada ayat tertentu yang ditulis menggunakan tinta emas.

Namun sayangnya kondisi Al-Quran tersebut terlihat kurang terawat, karena kertas yang sudah lapuk bahkan sebagian berlubang karena dimakan rayap.  Meskipun sudah terlihat lapuk dan termakan rayap namun ayat Al-Quran yang tertulis masih sangat jelas dan indah untuk dibaca. Uniknya bentuk tulisan tangan di mushaf ini agak berbeda pada setiap Juznya, sehingga kuat dugaan Al-Quran ini ditulis lebih dari satu orang.

Kitab suci tersebut saat ini dipegang oleh tokoh masyarakat dusun Tete Popong Amaq Sukirman, dan disimpan dirumah adat Kemalik dusun setempat.

Dituturkan Amaq Sukirman, dirinya tidak mengetahui berapa usia diri Al-Quran ini serta siapa orang yang menulis, namun yang pasti kitab suci tesebut diwariskan dari nenek moyang secara turun temurun. Ia sendiri menerima Al-Quran tersebut langsung dari kakeknya yang bernama kakek Nateh pada tahun 1965. Al-Quran tersebut terbungkus kotak dari anyaman rotan dan kain putih. Selain Al-Quran di dalam kotak tersebut ditemukan juga sebuah sajadah kopiah dan ikat kepala.

“saya menerima Kitab suci Al-Quran ini langsung dari kakek, waktu itu saya masih sekolah SR, sehingga tidak mengetahui pasti berapa usia dari  kitab suci ini, namun yang pasti Al-lquran ini sangat kuno yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang saya” Tuturnya.

Dijelaskan Amaq Sukirman, Al-Quran kuno ini merupakan pusaka turun temurun keluarganya, karena nenek moyangnya merupakan tokoh agama dan masyarakat di kampung tersebut.

“Sempat ada orang yang menawar untuk membeli, namun tidak akan dijual karena pusaka milik keluarga” Tegasnya.

Al-Quran ini sendiri dibaca ketika ada perayaan hari-hari besar Islam, seperti perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Tidak pernah digunakan untuk pengobatan ataupun hal-hal lainya.

“tidak pernah digunakan untuk pengobatan, hanya dibaca kembali ketika perayaan maulid. Nah sajadah digunakan untuk membersihkan atau menutup kepala jenazah” Ungkapnya.

Lanjut Amaq Sukirman, Kitab Suci Al-Quran ini akan diwariskan kembali ke anak dan cucunya untuk dijaga dan dirawat. “ini akan saya wariskan ke anak saya” Tutupnya. (Red)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama