Waspada!!! Badai Lanina Diperkirakan Melewati Lombok, Ini Wilayah Yang Rawan Banjir dan Tanah Longsor

 

Foto : Angin Puting beliung yang terjadi di wilayah Kecamatan Sambelia Lombok Timur

Lombok Timur - Dimusim penghujan tahun ini diperkirakan badai Lanina akan melewati wilayah pulau Lombok. Dampak dari badai ini yaitu tingginya intensitas curah hujan. 

Mengantisipasi terjadi bencana alam akibat dampak badai Lanina ini, Pemerintah kabupaten lombok telah menetapkan status darurat siaga bencana alam, khusunya bencana banjir dan tanah longsor. 

Kepala bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lombok Timur Iwan Setiawan, mengatakan badai Lanina ini tidak bisa di prediksi kapan datangnya sehingga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana pihaknya telah siap siaga dengan melakukan pemetaan terhadap wilayah rawan bencana alam. 

Dari pemetaan tersebut, wilayah Lombok Timur bagian Utara yang berada dikawasan lereng gunung rinjani yaitu Kecamatan Terara, Sikur, Pringgasela, Wanasaba, Aikmel, Sembalun, Suela, Peringgabaya dan Sambelia, merupakan wilayah yang paling rawan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor. 

"Potensi paling rawan terjadinya banjir dan tanah longsor yaitu wilayah Lombok Timur bagian Utara, tepatnya yang berada di kawasan lereng gunung Rinjani" Ungkap Iwan saat ditemui di kantornya Selasa, (30/11/21). 

Dijelaskan Iwan, potensi rawan banjir bukan hanya di wilayah Utara, namun juga berpotensi terjadi di sebagian wilayah selatan tepatnya di kecamatan Jeroaru dan Keruak.

"Wilayah selatan juga masuk rawan banjir, karena sebelumnya telah terjadi banjir di sana" Jelasnya. 

"Badai Lanina ini kita berharap tidak melewati pulau Lombok, tapi karena tidak bisa di prediksi, maka kita siap siaga. Sampai hari ini masih tetap berkoordinasi dengan BMKG, untuk pemetaan titik rawan" Ungkapnya. 

Secara umum seluruh wilayah Lombok Timur menjadi titik Rawan akibat badai lanina yang kemungkinan besar melewati pulau Lombok. Gejalanya yaitu hujan yang cukup rutin dengan intensitas curah yang tinggi.

"BPBD dengan pengalaman dua tahun terakhir yang akan menjadi prioritas penanganan adalah di wilayah utara, di sekitar lereng gunung rinjani, Akan tetapi antisipasi juga tidak lepas dari wilayah selatan, karena pengalaman beberapa tahun lalu terjadi banjir juga di wilayah selatan" Imbuhnya. 

Lebih lanjut Iwan mengatakan, karena badai ini tidak bisa diprediksi kapan datang dan terjadinya, ia menghimbau kepada seluruh masyarakat khusus nya di wilayah rawan untuk meningkatkan kewaspadaan. 

"Kita himbau kepada masyarakat untuk waspada" Tutupnya. Red. 



Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama