Lima Orang Warga Lotim Tewas Dalam Kasus Tenggelamnya Kapal Speedboat Di Malaysia

Foto : Salah satu korban tewas speedboat pengangkut calon TKI ilegal yang tenggelam di Malaysia


Lombok Timur - Sedikitnya 11 orang dinyatakan meninggal dunia dan 27 orang lainnya masih hilang dalam kasus kecelakaan tenggelamnya speedboat pengangkut Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) diperairan sebelah tenggara  pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi Johor, Malaysia pada Rabu pagi (15/12) sekitar pukul. 05.00 waktu setempat.

Kapal naas tersebut tenggalam saat membawa CTKI ilegal masuk ke wilayah negara Malaysia. 

Dari 11 jenazah yang ditemukan tim penyelamat asal Malaysia, 7 orang berjenis kelamin laki-laki dan 4 perempuan. Dari 11 jenazah itu, 5 orang warga teridentifikasi berasal dari Lombok Timur.

Kelima jenazah itu diantaranya, Gunawan warga Desa Ramban Biak, Kecamatan Lenek, Yoan Eki Sudiatma warga desa Kedondong Daya Kecamatan Pringgasela, Dedi Suryadi warga desa Anjani Timur kecamatan Suralaga, Samsudin warga dususn Pemasah desa Jerowaru dan Alwi warga dusun Mampe, Jerowaru.

Karamnya speedboat pengangkut CTKI Ilegal asal Indonesia tersebut disampaikan otoritas Satgas KJRI Negeri Johor Bahru, Tuan Simon dan Kapolres Kota Tinggi, Inspektur Zaireal dilokasi kejadian.

Dari data manufaktur yang dikeluarkan otoritas setempat, speedboat tersebut mengangkut sebanyak 50 WNI sebagai penumpang gelap yang akan menyeberang masuk ke Malaysia.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lombok Timur, H. Supardi, membenarkan adanya 5 orang warga asal Lotim yang menjadi korban kapal tenggelam. 

"Kami belum mendapatkan surat resmi. Tapi dari identifikasi korban yang ditemukan sesuai data yang diterima sebanyak 5 orang merupakan warga asal Lotim," ungkap Supardi kepada wartawan, Kamis (16/12).

Diakui Supardi, kelima CTKI asal Lotim yang menjadi korban kapal tenggelam itu ilegal. Sebab, negara Malaysia belum menerima atau membuka migran asal Indonesia untuk sementara waktu ini.

Kendati demikian, kata Supardi, Disnakertrans Lotim belum mengambil langkah selanjutnya lantaran masih banyak korban lain yang belum ditemukan. Saat ini, pihaknya masih terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mendapatkan informasi resmi.

"Kami juga akan mencari pihak-pihak lain atau tekong yang memberangkatkan warga ini untuk meminta pertanggungjawabannya. Ini sekaligus sebagai tindakan tegas supaya para tekong ini bisa jera. Padahal, kita sudah berkali-kali memberitahukan bahwa Malaysia tidak lagi menerima tenaga kerja dimasa pandemi seperti saat ini," jelas Supardi. Red

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama