Foto : Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy |
Lombok Timur -
Bupati Lombok Timur Sukiman Azmi, mengaku miris melihat perkembangan salah satu
kesenian daerah Lombok Khususnya Jangger. Menurutnya Jangger telah dipengaruhi
budaya asing, sehingga bertentangan dengan norma dan adat masyarakat sasak.
“Jangger saat ini sudah tidak
sesuai dengan norma adat sasak, termasuk tidak sejalan dengan gelar pulau
Lombok sebagai Pulau dengan seribu masjid” Ungkap Bupati Lombok Timur Sukiman
Azmi, saat menerima kunjungan silaturrahmi Ketua DPD Persatuan Artis Penyanyi,
Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia (PAPPRI) Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
Selain tidak sesuai dengan
norma adat, Orang Nomor Satu Di Gumi Selaparang ini juga menilai musik dan lagu
sasak yang ada sekarang menggambarkan masyarakat sasak sebagai bangsa yang
sedih.
Selama ini tegasnya, belum
pernah ada musik sasak yang membangkitkan semangat, semua didominasi oleh lagu melankolis.
“Saya belum menemukan lagu
Sasak yang membangkitkan semangat kita,”tegasnya.
Untuk itu, Sukiman Berharap
PAPPRI dapat mendorong para musisi menciptakan lagu-lagu semangat, lagu-lagu
yang tidak menyesali masa lalu dan meratapi keadaannya, melainkan lagu yang
mampu mengedukasi masyarakat dan membangkitkan semangat.
Selain itu, PAPPRI juga bisa bekerja
sama dengan badan usaha atau lembaga non profit guna mengembangkan kreatifitas para
seniman musik di daerah ini.
“kita berharap PAPPRI bisa
bekerja sama dengan badan usaha untuk mengembangkan kreatifitas Seniman di
daerah ini” imbuhnya.
Kunjungan Ketua PAPPRI dan
rombongan, selain untuk memperkenalkan PAPPRI, sekaligus berharap Bupati dapat
mengukuhkan 10 anggota PAPPRI Lombok Timur sesegara mungkin. Hal itu sebagai
bagian dari persiapan, mengingat PAPPRI akan menjadi tuan rumah peringatan hari
musik nasional dan MUNAS PAPPRI ke–8 yang akan diadakan di Mandalika Maret
mendatang. Red