Foto : Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto SIK M.Si mengecek langsung tempat penangkaran anjing liar yang disediakan ITDC |
Lombok Tengah - Anjing liar yang sempat dikhawatirkan dapat mengganggu jalannya balapan di Sirkuit Mandalika kini sudah bisa dipastiakan tidak lagi menggangu, setelah pihak ITDC menyiapkan lokasi penangkaran.
Memastikan hal tersebut Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto SIK M.Si mengecek langsung tempat penangkaran tersebut, pada Minggu (13/2/22)
"Dari kepolisian sangat mengapresiasi kinerja yang dilakukan pihak ITDC bersama dengan BKSDA dan LAR yang telah membuat tempat penangkaran atau animal shelter ini," kata Artanto.
Selain itu Artanto juga mengapresiasi cara penanganan anjing liar, dengan tidak menyakitinya. Dikatakan, untuk menangkap anjing liar tersebut, petugas menembaki obat bius atau tulup bius kearah bagian tubuh anjing hingga pingsan. Anjing yang ditembak, akan sadar dalam beberapa saat kemudian, cara itu sangat diapresiasi pihak Polda NTB, karena mengedepankan rasa prikehewanan.
"kami dari Polda NTB sangat mengapresiasi cara ini, karena tidak menyakiti hewan, dan tidak membuatnya terbunuh, bila nantinya ada yang bisa kami bantu dari pihak kepolisian, maka anggota kami siap untuk membantu tim, saat MotoGP nanti harus lebih siap lagi dan hal-hal baik ini harus kita rawat bersama" tambahnya.
Tim BKSDA Sukiman, menerangkan karena kurangnya alat, BKSDA menggandeng Lombok Animal Rescue (LAR) untuk membantu mengamankan anjing liar di sirkuit dengan cara yang layak.
"Untuk evakuasi anjing liar, kita terbatas alat, jadi kami meminta bantuan ke LAR yaitu pak drh. Gde untuk membantu menangkap anjing liar tersebut" terangnya.
Senada dengan Sukiman, drh. Gde Sudiana yang ditemui di shelter juga menerangkan hal yang sama. Dimana dirinya diminta untuk menangkap anjing liar tersebut dengan layak, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan ketika ada balapan di sirkuit.
"Jadi dalam rangka pra musim motoGP, kan disini banyak anjing liar, jadi saya menjadi NGO dari pihak BKSDA untuk penangkapan anjing liar, dengan syarat harus ada shelter yang memadai untuk anjing - anjing tersebut agar tidak terlantar, kami menangkap anjing dengan tidak menyakiti, anjingnya dibius lalu kami bawa ke shelter untuk kemudian di cek dan dipastikan kesehatannya" jelas dr. Gde.
Sementar AVP site operational ITDC I Made Pariwijaya menjelaskan, pengendalian satwa di sekitar sirkuit menjadi tugas bersama antara pihak Kementrian pusat, pemprov serta yayasan pecinta binatang.
"Pengendalian satwa di area Mandalika khususnya lintasan sirkuit, kita lakukan kolaborasi antara kementrian, pemerintah provinsi serta yayasan pecinta binatang, akhirnya kita menyusun strategi penanganan dari satwa liar, kita sepakat melalui tahapan-tahapan strateginya seperti apa, kita menentukan stakeholdernya siapa,mulai dari bagaimana sistem penangkapannya," terang Pari.(red)