Jumlah UMKM di Lotim Naik 500 Persen

 

Foto : Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lotim Hj. Masnan dan Kabid UMKM Lotim Moh. Hirsan. 

Lombok Timur - Data jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) selama masa pandemi Covid-19 meningkatkan drastis. 

Jumlah data UMKM yang tercatat di Dinas Koprasi dan UMKM Lotim sejumlah 22.981. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan data jumlah UMKM Lotim dari data Kementerian Koperasi yang berjumlah 122.000 UMKM. Sumber data Kementerian tersebut berdasarkan data dari Bank yang mengajukan permohonan dana KUR.

Dari data dinas UMKM Lotim dan Kementerian itu, terdapat selisih sebesar 100.000. Sehingga ada kenaikan sekitar 554 persen dari data yang ada di Dinas Koprasi.

“Data kementrian ini salah satunya bersumber dari data Bank yaitu banyak pelaku UMKM yang mengajukan permohonan KUR melalui Bank, sehingga pihak Kementrian melalui programnya akan mendata koperasi dan UMKM melalui Sistim Informasi Data Tunggal, kegiatannya mendata semua koperasi dan UMKM” ungkap Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Lombok Timur Mohammad Hirsan, Selasa (16/03/22). 

Kata Hirsan, kenaikan jumlah data ini diduga akibat dampak dari bantuan stimulus Covid-19 untuk UMKM. 

"Selama pandemi banyak orang yang berlomba lomba menjadi UMKM karna untuk mendapatkan bantuan BPUM," tutur Hirsan.

Lebih lanjut Hirsan menerangkan jika 122 ribu UMKM yang terdaftar di data Provinsi tersebut belum diketahui pasti mengenai aktif atau tidaknya.

Yang jelas, dari jumlah tersebut, UMKM yang memiliki dokumen lengkap seperti izin usaha dan juga Nomor Induk Berusaha (NIB) tidak mencapai setengahnya.  

"Sesuai data yang ada di Dinas Koprasi, hanya 22.981 UMKM yang memiliki dokumen seperti NIB" Imbuhnya. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, pihak Dinas Koprasi Lombok Timur akan melakukan Cros Cek langsung di lapangan.

Ditempat yang sama Kepala Dinas Koprasi Lombok Timur Hj. Masnan menyampaikan rencana akan dibentuknya program Pendataan Lengkap Koprasi dan UMKM (PRKUKM), program ini nantinya akan dijalankan melalui sistem informasi data tunggal (SIDT).

Dimana program ini nanti akan ada 16 Tim Kordinator yang mengarahkan enumerator sebanyak 244 orang untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan, program ini diharapkan berjalan di 2022 ini.

"Kita sudah siapkan rencana kroscek langsung ke lapangan, dengan pak kabid sebagai ketuanya, untuk mengecek kebenaran dari data tersebut," tutupnya. (red) 


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama