Foto : Bupati Lombok Timur H.M. Sukiman Azmy yang memimpin rapat koordinasi dan Anev Covid-19. |
Lombok
Timur - Lombok Timur menjadi satu-satunya
kabupaten di Provinsi NTB yang masih bertahan di PPKM level 1. Per-26
Februari kabupaten/kota lainnya berada di level 2 dan 3. Keberhasilan tersebut
diantaranya berkat kemampuan merespon kasus melalui tes, telusur, dan tindak
lajut (testing, tracing,
dan treatment atau
3T), transmisi komunitas, hingga capaian vaksinasi. Untuk transmisi komunitas
Lombok Timur berada di tingkat 1, sementara untuk kapasitas respon dan
vaksinasi dinilai memadai. Demikian pula dengan persentase pemakaian tempat
tidur (BOR).
Agar dapat
terus mempertahankan posisi level 1, Bupati Lombok Timur H.M. Sukiman Azmy yang
memimpin rapat koordinasi dan Anev Covid-19 yang berlangsung Selasa (1/3/22)
mengingatkan semua pihak untuk meningkatkan kinerja dan soliditas, utamanya
untuk percepatan vaskinasi. Sebab mempertahankan posisi saat ini hingga dua
pekan ke depan dan seterusnya dibutuhkan capaian vaksinasi minimal 70 persen
untuk semua dosis dan kelompok usia.
Padahal secara
keseluruhan capaian vaksinasi di Lombok Timur untuk dosis dua masih berada di
angka 63,83 persen. Kondisi tersebut dipengaruhi capaian dosis dua lansia yang
masih di angka 45,35 persen dan vaksinasi anak 6-11 tahun yang berada di 11,55
persen.
“Semua pihak
untuk kembali menguatkan komitmen menanggulangi pandemi ini, dengan
menggencarkan kembali vaksinasi. Disadari semakin rendahnya keinginan
masyarakat untuk melakukan vaksinasi, sehingga dibutuhkan kreativitas melalui
dorongan/ stimulus guna meningkatkan peran masyarakat” Imbuhnya.
Bupati juga
menekankan kepada jajaran Kementerian Agama Kabupaten Lombok Timur agar aktif
menyosialisasikan vaksinasi. Hal tersebut, ungkap Bupati, mengingat masih
banyaknya penolakan di sekolah/ madrasah yang berada di lingkungan Kementerian
Agama.
Senada,
Kapolres Lombok Timur AKBP Herman Suriyono juga mengingatkan, utamanya untuk
kecamatan yang capaian vaksinasi, utamanya dosis 2, masih rendah agar semua
pihak terkait di wilayah tersebut dapat turun langsung ke lapangan.
Ditekankannya agar tidak sekadar memantau tetapi juga menggerakkan warga.
Dengan begitu diharapkan dapat mendorong antusiasme seluruh pihak.
Ia juga
menggarisbawahi masih cukup besarnya perbedaan capaian vaksinasi secara manual
dan P-care.
Masih ada selisih 44.926 antara data manual dan P-care. Padahal acuan Pemerintah
pusat adalah yang tertera dalam P-Care.
“Puskemas
maupun Polsek serta Danramil dapat berkoordinasi dengan Batalyon P-Care atau
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk segera melakukan konsolidasi data
kependudukan” Pungkasnya.
Rapat
Koordinasi ini berlangsung secara hybrid diikuti kepala OPD, Kepala Puskesmas,
Polsek, Danramil, dan Camat se-Lombok Timur.(red)