Foto : Sekretaris Daerah Lombok Timur M. Juani Taopik |
Lombok Timur - Pemerintah Kabupaten
Lombok Timur (Lotim) terus berupaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) yang saat ini masih tertinggal yaitu menempati posisi ke delapan dari 10
Kabupaten Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dalam rapat koordinasi Tim
Percepatan Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Lombok Timur,
Seretaris Daerah Lotim M. Juaini Taopik mengatakan, ada tiga poin di sektor pendidikan
yang ditekankan untuk meningkatkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lotim
yang masih menempati posisi ke delapan.
Disebut Sekda ketiga poin itu
diantaranya: mempercepat penyetaraan pendidikan, menggandeng perguruan tinggi.
Dijelaskannya, akan melanjutkan kerjasama atau bertemu kembali dengan beberapa
perguruan tinggi yang sebelumnya sudah melakukan MoU.
Lebih lanjut, Sekda menilai Lombok Timur
memiliki potensi yang bagus di sektor kesehatan, diantaranya dengan
dijadikannya Lombok Timur sebagai daerah fokus penurunan angka kematian ibu dan
anak sekaligus penurunan angka stunting.
“Kita bisa melompat lebih
banyak dibandingkan kabupaten/kota lain, Ini strategi, manfaatkanlah dua
situasi tersebut, yakni dimana Lotim mendapatkan rumah sakit kesehatan ibu dan
anak, lalu kita sebagai fokus untuk lima kabupaten/kota penurunan AKB termasuk
penurunan angka stunting,” Imbuhnya.
Selain sektor pendidikan dan kesehatan,
sektor ekonomi juga dinilai Sekda sudah bagus, minimal dari aspek pemerataan,
di mana indeks gini ratio Lombok Timur berada di posisi ke tiga.
Kepala Bappeda Lombok Timur Hj. Baiq
Miftahul Wasli yang memaparkan gambaran capaian IPM di kabupaten Lombok Timur,
serta faktor-faktor pendukung dan berbagai program dalam upaya percepatan
peningkatan IPM, menjelaskan selama tahun 2019-2022 berdasarkan hasil
penghitungan BPS, IPM Lombok Timur berada di posisi 8 dari 10 kabupaten/kota
dengan nilai 66,66. Karena itu dibutuhkan upaya percepatan, apalagi untuk
mengejar target posisi ke-7 pada akhir RPJMD 2018-2023.
(red)