Lombok Timur - Pemerintah Kabupaten Lombok Timur kembali melakukan perpanjangan masa penutupan pasar hewan hingga 11 Juli mendatang. Penutupan ini merupakan kali ketiga dilakukan karena wabah virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terus meningkat.
Dampak penutupan pasar ternak tersebut menyebabkan para peternak merugi cukup besar dikarenakan tidak bisa menjual hewan ternak. Hewan ternak yang seharusnya dijual terpaksa harus dirawat lebih lama sehingga menyebabkan tambahan biaya yang cukup besar.
Seperti yang dikeluhkan oleh Junaidi peternak sapi di dusun Belet Desa Bagek Payung Kecamatan Suralaga Lombok Timur. Karena penutupan pasar hewan tersebut, menyebabkan dirinya bingung tidak tahu harus menjual kemana sapi miliknya. Apalagi ketika sapi dalam keadaan sakit.
"Kita bingung tidak tahu harus jual sapi kemana, padahal sudah wakt untuk dijual" Keluhannya.
Selain tidak ada tempat menjual ternak sapi, dampak penutupan pasar ternak juga menyebabkan harga sapi turun drastis. Sapi yang harusnya laku 15-20 juta dijual dikisaran harga 6-10 juta rupiah perekornya. Akibatnya peternak mengalami kerugian yang cukup besar.
"Dampak lainnya harga sapi turun drastis, yang sakit sukur sukur bisa laku di jual" Imbuhnya
Agar tidak terus merugi, peternak berharap kepada pemerintah daerah, agar pasar hewan segera dibuka kembali, agar peternak bisa melakukan jual beli hewan ternak mereka.
"Kita berharap pemerintah segera membuka pasar hewan ini, agar kita tidak terlalu rugi lebih besar" Tutupnya. (red)