Foto : Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy memimpin rapat penanganan bencana |
Lombok Timur - Sebanyak tujuh kecamatan di Lombok Timur
mulai melaporkan kekurangan air bersih kepada Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Lombok Timur. Tujuh kecamatan diantaranya Jerowaru, Keruak,
Sambelia, Suwela, Aikmel, dan Lenek. Ke - 7 kecamatan itu sudah mengajukan distribusi air minum
untuk masyarakatnya.
Bupati Lombok Timur H. M. Sukiman Azmy ketika memimpin rapat penanganan dampak kekeringan pada Kamis (11/8/22) di Ruang Rapat Bupati meminta agar BPBD segera melakukan dropping air bersih di tujuh kecamatan dengan 38 desa terdampak tersebut. Diingatkannya dropping air bersih ini dilaksankan selama tiga bulan, yaitu Agustus hingga Oktober mendatang dan dapat segera dilaksanakan.
"administrasi untuk mendukung kegiatan
tersebut diharapkan sesegera mungkin diselesaikan," pungkasnya.
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam upaya menanggulangi kekeringan telah
melakukan berbagai upaya, termasuk pembuatan sumur bor di sejumlah kecamatan
yang rutin mengalami kekurangan air bersih seperti di wilayah selatan.
Tahun 2022 ini Lombok Timur mendapat bantuan dari bank dunia
untuk pemenuhan air bersih dengan dana sebesar Rp 151 miliar yang dibagi dalam
dua tahapan. Bantuan tersebut diharapkan dapat mengatasi persoalan air bersih,
sehingga tahun 2023 mendatang dropping air bersih
tidak lagi diperlukan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lombok
Timur Marhaban yang turut hadir pada rapat tersebut optimis proyek penyediaan
air bersih dengan dana bersumber bank dunia tersebut sudah dapat dimanfaatkan
pada Januari 2023. Ia mengakui adanya kendala yaitu loaksi reservoir yang
berada di lahan rawa, sehingga perencanaan lebih rincin atau detailed engineering desain (DED) harus dilakukan
penyesuaian kembali.
Ketersediaan air bersih menjadi salah satu fokus Pemda Lotim di
samping insfrastruktur seperti jalan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain sejumlah pimpinan OPD, para Camat terdampak juga hadir
menyampaikan persoalan yang dihadapi di masing-masing wilayah (INTB)