Foto : Massa aksi membakar ban bekas di depan kantor DPRD Lotim |
Lombok Timur - Gelombang Aksi unjuk rasa menentang kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di wilayah Kabupaten Lombok Timur (Lotim) terus berlanjut.
Kali ini aksi unjuk rasa digelar puluhan Mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Selong dan pergerakan mahasiswa islam Indonesia (PMII) Lotim. Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Lotim, Rabu(07/09/22).
Dalam aksinya massa aksi membawa keranda mayat, sebagai simbol matinya hati nurani pemerintah yang menaikkan harga BBM tanpa mempertimbangkan kesulitan rakyat. Massa aksi juga melakukan protes dengan membakar ban bekas.
Menurut massa aksi dampak kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi menyengsarakan rakyat, selain itu, menambah penderitaan rakyat dan kesenjangan hidup rakyat Indonesia, yang tengah berjuang memulihkan ekonomi akibat dampak dari pandemi COVID-19.
Buruknya, kenaikan harga bbm ini, akan diikuti oleh kenaikan harga bahan pokok dan komoditas pangan lainnya. Sementara rakyat banyak kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Bahkan kebutuhan sehari-hari pun sulit tercukupi, sehingga menambah beban dan penderitaan rakyat miskin.
Aksi unjuk rasa HMI dan PMII, ditemui Ketua DPRD Lombok Timur Murnan. Dihadapan massa aksi anggota DPRD dari partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini membacakan pernyataan sikap yang dilayangkan massa aksi.
Dalam pernyataan sikap tersebut Murnan menyatakan ikut menentang kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bbm bersubsidi.
"Pengurus HMI cabang Selong, pengurus PMII cabang Lombok Timur dan DPRD Lombok Timur, menolak kenaikan harga BBM" Tegas Murnan membacakan pernyataan sikap massa aksi. (INTB)