Foto : Sekda Lombok Timur M. Juaini Taopik mengikuti Rakor Pengendalian inflasi |
Lombok Timur - Inflasi
bulan Oktober berada di angka 5,71%. Dibanding September yang berada di angka
5,95 angka tersebut mengalami penurunan 0,11. Angka tersebut menempatkan
inflasi Indonesia di posisi ke-139 dari 186 negara di dunia. Penurunan tersebut
disebabkan deflasi di subsektor bahan makanan dan minuman. Penurunan ini
diyakini bukan hanya berkat intervensi pemerintah pusat, melainkan juga buah
kerja pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
Hal tersebut diakui Menteri Dalam Negeri
(Mendagri) Muhammad Tito Karnavian pada rapat koordinasi (Rakor) mingguan
pengendalian inflasi daerah yang berlangsung secara virtual Senin (7/11/22).
Rapat ini diikuti seluruh pimpinan daerah di Indonesia termasuk Pemerintah
daerah Kabupaten Lombok Timur yang diwakili Sekda Muhammad Juaini Taofik. Sekda
bersama Forkopimda dan sejumlah pimpinan OPD mengikuti kegiatan tersebut dari
Ruang Rapat Bupati.
Mendagri, pada pembukaan Rakor
berharap kerja bersama pemerintah Pusat dan daerah yang telah dilakukan dapat
dilanjutkan dan ditingkatkan untuk menjaga agar harga-harga barang dan jasa
terkendali sehingga tidak mengganggu perekonomian masyarakat yang akan
berdampak terhadap ketidakstabilan.
Menteri Tito juga menyampaikan pertumbuhan
ekonomi Indonesia naik menjadi 5,7% dari sebelumnya 5,4%. Indonesia,
berdasarkan kemampuan daya beli juga berada di posisi ke-7 dengan angka USD
4,02 triliun.
Di akhir Rakor Mendagri mengingatkan daerah
untuk meningkatkan realisasi APBD, baik belanja maupun pendapatan. Di sisa
tahun diharapkan daerah melakukan percepatan terkait hal itu.
Rakor tersebut, selain diisi pemaparan
direktur statistik harga BPS, diisi pula berbagi pengalaman Kabupaten/ kota
dengan angka inflasi terendah yaitu Maluku Utara, Kota Ternate, dan Sumba
Timur. Kabupaten/ kota yang mengalami inflasi tertinggi juga menyampaikan
kendala yang dihadapi dalam upaya pengendalian inflasi.
Jika sebelumnya dua kabupaten mengalami
deflasi pada September, maka pada Oktober terdapat 61 kabupaten/kota. Cabai
merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai rawit adalah komoditas yang
menyumbang deflasi pada Oktober. Sementara itu beras, tempe, dan tahu masih
merupakan komoditas yang menyumbang inflasi. (INTB)