Dampak Hoax Penculikan Anak, 2 Tuna Wicara Nyaris Jadi Korban Amuk Massa

 

Foto : Kapolsek Dompu Ipda. Arif menggelar konferensi pers

Dompu - Dampak viralnya isu penculikan anak di media sosial, nyaris memakan korban. 

Dua orang perempuan berstatus Tuna Wicara (Bisu, red) masing-masing bernama Risza (22), asal kelurahan Bali Satu, Dompu dan Nani (34) asal Dusun Pali, Desa Sarue, Kecamatan Sanggar, Bima nyaris diamuk  warga Dusun Potu Dua, Desa Dorobara, Kecamatan Dompu, Selasa (31/1/2023) sekira pukul 19.40 Wita.

Dua perempuan  ini, nyaris diamuk massa karena dituduh sebagai pelaku penculikan anak. Beruntung nyawa korban terselamatkan setelah polisi berhasil mengevakuasi korban dari kepungan warga.

"Warga spontan mengepung dua perempuan ini, lantaran diduga akan melakukan penculikan anak, ternyata HOAX," ungkap Kapolsek Dompu, Ipda Arif Syarifuddin, SH., saat konferensi pers di hadapan awak media, Rabu (1/2/2023) pagi ini.

Terkait kronologis evakuasi, Kapolsek Arif menjelaskan, awalnya kedua Tuna Wicara ini keliling bahkan 'door to door' ke rumah-rumah warga untuk meminta sumbangan.

Akan tetapi, warga sekitar mengamati gerak-gerik keduanya sehingga dicurigai sebagai pelaku penculikan anak, ditambah lagi warga kemakan issue terkait hal tersebut.

Akibatnya, warga yang tidak tahan langsung bereaksi melakukan pengepungan bahkan nyaris menghakimi dua perempuan yang tak bisa bicara ini, sampai akhirnya berhasil diamankan Personil Polsek Dompu dibantu Bhabinkamtibmas, Babinsa serta pemerintah desa setempat.

"Untuk sementara, dua tuna wicara saat ini diamankan di Mako Polsek Dompu, sambil menunggu pihak keluarganya yang jemput," pungkas Arif.

Terpisah, mendapat kabar terkait hal ini, Kapolres Dompu, AKBP Iwan Hidayat, S.I.K., meminta pada warga, agar tidak mudah percaya pada berita-berita yang belum pasti kebenarannya.

"Harusnya warga Tabayyun dulu, agar tidak gampang kemakan issue Hoax, yang justru merugikan orang lain, lebih-lebih orang yang tidak tahu apa-apa," tegas Kapolres.

Lanjutnya, issue-isu yang beredar di sosial media misalnya, hal itu perlu diverifikasi kebenarannya. Sebab, menurut Kapolres, semua issue di media online itu sesuai fakta. 

"Kadang-kadang issue penculikan anak ini sengaja dibuat oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, sehingga menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat," tandas Kapolres.

Untuk itu, Kapolres mengajak pada seluruh lapisan masyarakat terutama sekali pada awak media, netizen pengguna media sosial, supaya bekerja sama dengan Aparat Kepolisian setempat guna men-counter isu-isu HOAX dan semisalnya.

"Mari kita jaga sitkamtibmas ini agar tetap aman dan kondusif, salah satunya dengan tidak main hakim sendiri, terhadap setiap persoalan," harap Kapolres.(INTB)

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama