Foto : Bupati Lotim menerima penghargaanManggala Karya Kencana |
Lombok Timur - Bupati Lombok Timur, H.M. Sukiman Azmy, telah dianugerahi penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK). Penghargaan MKK adalah penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat melalui Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kepada individu yang dinilai memiliki dedikasi tinggi terhadap program pengendalian penduduk, Keluarga Berencana (KB), dan Pembangunan Keluarga. Penghargaan ini secara langsung diserahkan oleh Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, saat kunjungannya ke Lombok Timur pada Rabu, 9 Agustus.
Bupati Sukiman dinilai memiliki komitmen yang kuat terhadap upaya penurunan kasus stunting atau gagal tumbuh di Lombok Timur. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sukiman menyampaikan keberhasilan Lombok Timur dalam menurunkan kasus stunting selama lima tahun terakhir. Menurut data dari elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), pada tahun 2018, kasus stunting mencapai 26,45, dan angka ini terus menurun hingga mencapai 16,9 pada tahun 2022. Pemerintah Daerah Lombok Timur dan Pemerintah Provinsi NTB mengacu pada data e-PPGBM daripada survei status gizi Indonesia (SSGI) karena data tersebut lebih akurat.
Dengan tren penurunan yang berkelanjutan, Bupati Sukiman optimis bahwa pada tahun 2024, angka stunting di Lombok Timur dapat mencapai 14%, sesuai dengan target nasional. Oleh karena itu, ia meminta panduan dari kepala BKKBN untuk memperkuat upaya Pemerintah Daerah dalam penurunan kasus stunting.
Hasto Wardoyo, dalam pertemuan dengan tim percepatan penurunan stunting Lombok Timur, menjelaskan beberapa hal yang perlu ditekankan, termasuk dalam memilih blok sensus pada SSGI yang akan dilaksanakan tahun ini. Ia menekankan bahwa pemilihan blok yang tepat sangat penting untuk memastikan data yang akurat. Selain itu, Hasto mengingatkan akan perlunya pendampingan selama sensus, persiapan petugas pengukuran, dan aspek-aspek lainnya.
Hasto juga menyoroti perlunya memantau dan mendukung ibu hamil yang memiliki risiko melahirkan anak stunting. Risiko-risiko tersebut meliputi kekurangan energi kronis (KEK), anemia, dan faktor risiko lainnya. Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan pelaporan mandiri calon pengantin melalui aplikasi Catin Elsimil yang saat ini masih rendah. Aplikasi ini merupakan salah satu langkah intervensi dalam percepatan penurunan stunting dengan memastikan bahwa setiap calon pengantin berada dalam kondisi yang ideal untuk menikah dan hamil.
Tidak kalah pentingnya adalah perhatian dan keterlibatan tim pendamping keluarga yang berjumlah 1.021 tim atau 3.063 orang di Lombok Timur. Tim ini memiliki peran kunci dalam mendukung upaya penurunan stunting dan pembangunan keluarga yang lebih baik. (INTB)